Ketika Temanku Menikah…

Ini adalah unggahan pertamaku tentang tema yang paling kuhindari dalam setiap obrolan, tulisan, status, apa pun. Aku menghindarinya karena dua hal. Pertama, banyak orang—mungkin ini kutemukan di lingkunganku saja (?)—yang membicarakan topik ini sebagai bahan guyonan bahkan mendekati mesum. Kedua, munculnya pertanyaan lanjutan yang aku nggak tahu jawabannya karena itu berita rahasia milik Allah. “Kapan Selengkapnya tentangKetika Temanku Menikah…[…]

Pergi ke Psikolog, Bukan Berarti Kamu Gila

Harus kuakui, stigma sosial ini melekat pada anggapan bahwa ke psikolog artinya tidak normal, sakit jiwa, dan tentu saja aneh. Well, kuakui bahwa ke psikolog itu artinya ada yang perlu dibenahi dari emosi-emosi kita. Bukan lantas ‘sakit’, tapi memang kita tidak sedang baik-baik saja. Ada yang kusut dan butuh diuraikan. Secara umum, ada dua gangguan Selengkapnya tentangPergi ke Psikolog, Bukan Berarti Kamu Gila[…]

Kebiasaan Baru 2019: Perubahan Ekstrim!

Kesadaran saya untuk hidup sehat dan nyunnah, mulai stabil diterapkan sejak Juni 2018. Waktu itu bulan puasa. Saya habis sakit flu, demam, batuk, pilek. Sakit biasa. Cuma, yang bikin nggak biasa adalah dokter yang meriksa saya judesnya luar binasa. Saya pernah tulis di sini, dokter itu (dokter langganan lho padahal) yang dulunya ramah dan hangat, Selengkapnya tentangKebiasaan Baru 2019: Perubahan Ekstrim![…]

Jerawat, Obat Dokter, dan Komentar Orang

Sekarang masalah terbesar saya adalah jerawat. Sebenernya saya orangnya cuek banget. Cuma, sejak kerja, ada tuntutan keadaan yang bikin saya nggak boleh cuek sama muka dan cara berpakaian. Saya sering ketemu orang-orang penting (pejabat, tokoh nasional, dll) jadi butuh berpenampilan agak abnormal. Lho, ya iya tho. Penampilan yang saya anggap normal adalah kaos kelunturan bahan Selengkapnya tentangJerawat, Obat Dokter, dan Komentar Orang[…]

Dokter Judes dan Pasien BPJS

Anggaplah ini omelan ibu-ibu 7 anak yang selalu menaati aturan negara, rajin bayar pajak, punya KTP, jalan selalu di sebelah kiri, menyeberang di zebra cross saat lampu lalu lintas warnanya merah. Kenapa harus ibu-ibu? Sebab saya mau mengomel yang kelihatannya lebih mirip omelan ibu-ibu daripada perempuan muda. Saking saya kesal sampai ubun-ubun. Saya memutuskan ke Selengkapnya tentangDokter Judes dan Pasien BPJS[…]

Kenapa Mayoritas Orang Barat Suka Fastfood?

Apalagi kalo bukan karena cepat saji? Waktu mepet, aktivitas setumpuk, perut kosong. Ya sudahlah, daripada masak, lebih baik beli fast food. Namanya juga makanan cepat saji, maka tak perlu menunggu lama untuk masuk ke mulut. Rasa-rasanya, tidak hanya anak sekolah yang doyan makanan cepat saji, orang dewasa apalagi. Selain faktor praktis, kita juga tidak perlu Selengkapnya tentangKenapa Mayoritas Orang Barat Suka Fastfood?[…]

error: Content is protected !!