Sebab sebagian besar, mereka mengagumkan.
Perempuan punya caranya masing-masing untuk tampil cantik. Sebagian perempuan yang tidak masuk ke dalam persepsi lumrah masyarakat kita tentang definisi cantik, percayalah, mereka punya sisi diri yang jauh lebih memukau dari yang pernah kita bayangkan. Bahkan terbersit pun tidak.
Bagi saya, perempuan nampak demikian jelita bila dia sudah bicara tentang cita-citanya. Bila mata dan semua pikirannya fokus menelaah ilmu baru yang kemudian membuatnya antusias dan berbinar. Bila ia berpeluh-peluh setiap hari menanam pohon impian yang akan terwujud belasan hingga puluhan tahun kelak. Bila ia mandiri berjibaku dengan gunungan masalah, pekerjaan, dan sederet tanggung jawab yang sangat butuh pundak kokoh.
Perempuan yang punya jiwa kepemimpinan kuat. Perempuan yang teguh sikap. Perempuan yang luwes berada di zona apa saja, nyaman atau menantang, tak risau terombang-ambing dan goyah karena punya tujuan hidup yang membuat pikirannya tetap fokus, dipagari prinrip yang pantang lecet.
Jika benar-benar memahami tujuan keberadaan dan kekuatan dirinya, maka takkan ada perempuan yang berambisi mendominasi, memonopoli.
Saya pernah dapat kisah dari kakak kelas di kampus. Seorang pemuda, masih perjaka usia 20-an, menikahi janda usia 40 yang tubuhnya sudah tidak langsing, wajah ibu-ibu pada umumnya, kulit sawo matang cenderung hitam. Pemuda itu sangat mencintai istrinya. Istri 40 tahun yang demikian cantik.
Bila wanita itu bicara, suara dan kalimatnya bertenaga. Bila memandang, matanya bergegas, menyimak sungguh-sungguh lawan bicaranya sehingga siapa pun yang bercakap dengan wanita 40 tahun itu, selalu merasa dihargai, dihormati, dan dimuliakan. Sekali orang lain mengeluh padanya, ringan sekali tangan turun ikut menopang kesulitan. Seolah dirinya sudah hidup bahagia tanpa beban dan ujian. Hidupnya sederhana, tapi setiap hari pasti ada energi kebahagiaan yang ia tularkan kepada siapa saja yang ia temui hari itu.
Tak salah. Tak salah sang pemuda menikahinya. Wanita itu paham betul kekuatan dirinya. Semakin usia bertambah, semakin matang semua yang ada pada dirinya.
Melalui tulisan ini, saya hendak menegaskan kepada diri sendiri, bahwa saya akan menjadi perempuan cantik ketika dada saya lapang memaafkan, senantiasa bahagia, tulus berbuat serta bertambahnya ilmu dan hikmah yang menghujam ke dalam dada.
Kamu, yang sedang baca tulisan ini, definisikan kembali kecantikanmu 🙂
Hi, Mbak. Tulisan yang sangat menarik!
Cantik bagi saya adalah ketika saya bisa menerima kekurangan, kejelekan dan keterbatasan yang saya miliki sebagai seorang perempuan.
Saya setuju dengan apa yang Mbak tuliskan, sebagai pribadi Saya merasa cantik ketika saya melihat diri saya sendiri di depan cermin, ketika saya baru bangun pagi dengan wajah kusut dan kantong mata yang menggantung.
Saya juga merasa cantik setelah bekerja seharian, lembur dan merasa lelah, tapi puas dengan apa yang saya kerjakan.
Saya juga merasa cantik ketika saya berhasil melalui masalah berat pada hari itu, ketika saya merasa bangga saya bisa bertahan dari tekanan yang seolah ingin menghancurkan saya.
Ah, rasanya keadaan ketika saya merasa cantik banyak banget deh ! hehehe.
Terima kasih sudah berbagi, Mbak.
Dayum gurl! Sukak deh komennya!
Terima kasih, Mbak.
Love love loveeeee ❤❤❤ aku terharu ih bacanya :’) Bener emang, nggak semua perempuan cantik, tapi MENGAGUMKAN ?
Terima kasih, Mbak. Kita memiliki definisi cantik yang berbeda-beda, tugas kita adalah menemukan definisi yang paling cocok untuk kita sendiri. Bagaimana, Mbak ? hehehehe.
Ia, saya sangat setuju, Semua perempuan lahir dengan predikat mengagumkan! beruntunglah kita terlahir demikian, Mbak.
Setuju banget banget ❤ Meski demikian, kita tetap santai dengan paradigma yg udah jadi kewajaran di dunia manusia (halah manusia) bahwa mayoritas menganggap cantik itu ya wajah. Hehe. Nggak apa-apa. Nggak salah juga. Fitrahnya emang gitu, manusiawi haha. Namun, bagi kita yang memahami betapa kuat dan hebatnya perempuan, kata cantik itu artinya lebih dalam dan lebih meaningful. Makasih udah mampir ke sini, Mbak Ayu. ??
Terima kasih juga Mbak Sekar. Terutama karena telah menuliskan sesuatu yang sangat penting dan menarik seperti ini.
“Nggak semua perempuan itu cantik,” jrit. Story of my lyfe banget, wkwkwkkwkw
HAHAHAHAHAHA ngakak akuuuu XD
Gpp sis. Aku udah bs nrimo kok klo kecantiqanku ini relatif (tergantung siapa yg liat) (itupun terbatas ortuku saja yg bilang chantique…. yg lain mungkin bilangnya “kamu chantique chantique darimananya….”); bukannya mutlaq.
Wkwkwk makanya di akhir tulisanku, definisikan lagi makna cantik kita. Soalnya buatku, cantik itu kalo emak-emak IRT dua anak dgn segala kerempongannya masih bisa nulis blog. Wadidaw!
Km ngomongin akyuuuuu? Wkwkwk
Merasa cantik atau engga, aku akan bilang ke diri sendiri “I love my self” – begitu yang diajarkan Kirana via Instagram ibunya 🙂 hahaha pokoknya I LOVE MY SELF!
love yourself first <3