Masuk ke Dunia Selebriti; Enggak Nyangka Hidupku Jadi Begini | Cerita Kuli Tinta #2

Ada pesan yang disebar lewat whatsapp. Isinya adalah nasihat seorang tokoh nasional tentang perlunya seorang anak punya sikap adaptif terhadap berbagai macam keadaan dan lingkungan.

Tahu table manner di restoran mewah, tapi tidak canggung makan di warteg kaki lima. Seorang anak yang bicara formal saat bertemu orang berpendidikan, tapi mampu bicara santai bertemu orang jalanan. Tidak norak saat bertemu orang kaya, tapi juga tidak merendahkan orang yang lebih miskin darinya. Bicara visioner saat bertemu rekan kerja, tapi mampu bercanda lepas bertemu kawan sekolah. Tak canggung naik pesawat antar kota, tapi santai saja saat harus naik angkot ke mana-mana.

Seorang anak yang sepenuhnya sadar bahwa yang membuat dirinya bergengsi adalah kualitas, kapasitas, bukan dari barang dan gaya hidup yang serba canggih, serba kekinian.

Pekerjaan Baru; Masuk ke Dunia Artis dan Tokoh Besar

Saya mengalami kondisi yang cukup signifikan beberapa bulan belakangan. Saya yang terbiasa hidup biasa-biasa saja, bertemu orang-orang biasa yang hidupnya standar saja (kalaupun bertemu tokoh besar, hanya di acara seminar, wawancara door stop biasa, bukan secara personal berinteraksi mengobrol hal-hal privat), tiba-tiba harus berhadapan dengan lingkungan yang 180o terbalik dari kebiasaan saya sebelumnya.

getbybus.com

Pada pekerjaan saya yang sekarang, saya harus berinteraksi dengan model, lingkungan artis, orang-orang yang barangkali dalam sehari menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk sekali makan (?). Pokoknya rotasi keseharian saya ini lumayan lucu dan cukup menghibur. Juga berhadapan secara personal dengan tokoh-tokoh besar.

Sepertinya begini maksud nasihat yang disebarkan lewat whatsapp itu. Saya sedang diuji. Keluwesan dan sikap adaptif saya sedang dilatih.

Hari Pertama Masuk ke Dunia Artis: Hari Terburuk dalam Hidup!

Saya menangis karena hati ini rasanya tersiksa luar biasa. Saya shocked! Tiba-tiba merasa kerdil, buruk rupa, miskin, dan beragam perasaan inferior lainnya yang sungguh menyedihkan. Bayangkan, saya yang kucel, jerawatan, kurus, pakai baju tak bermerk, tiba-tiba masuk ke ruangan penuh orang-orang cantik, tampan, kaya, wangi. Semua heboh, suasananya ramai, musik kencang. Wah, saya benci kondisi yang tiba-tiba dan mengagetkan begini. Tak siap mental. Di hari-hari kemudian, saya menyesal pernah berpikiran begini. Haha

meramuda.com

Jadi saat itu saya datang ke acara pameran foto hewan yang di dalamnya tumpah ruah artis Indonesia. Bukan artis baru yang sedang meniti karir, lho, ya. Ini artis terkenal macam BCL, Wulan Guritno, Manohara, Baim Wong, Dimas Beck, Luna Maya, Aming, dll.

Pulangnya, saya menangis. Rasa-rasanya ada 3 alasan kuat: tak ada tempat solat, tak ada jeda istirahat solat, musik dan suasana yang terlalu silau. Mungkin ini yang namanya gemerlap, ya. Ini bukan saya. Bukan dunia saya.

Harus Jadi Pembelajar Cepat!

Sejak hari paling buruk itu, saya bertekad kuat untuk siapkan mental sejak sekarang. Selama entah berapa lama ke depan, saya akan masuk ke dunia yang silau itu. Saya akan berinteraksi dengan orang-orang di dalamnya.

Setelah selesai masa saya bersinggungan dengan lingkungan itu, saya harus jadi orang baru, harus jadi orang yang beda. Lebih matang, lebih luas cara pandang, lebih terbuka, lebih arif, lebih pandai menempatkan diri dalam segala situasi. Apa saja bentuk situasinya, mulai dari zona tenang sampai zona jantungan. Saya harus luwes. Luwes yang terkendali.

Luwes: Bermula dari Kebiasaan di Rumah

Oh ya?

Segala sesuatu itu kan memang demikian adanya. Seperti apa pun sifat dan sikap anak, cek dulu bagaimana kondisi rumah, bagaimana sifat dan sikap orangtua sehari-hari. Sebab rutinitas akan membentuk kepribadiannya. Tumbuh dari rumah, dari keluarga terkecil.

rajavinyl.com

Anak-anak yang dididik dalam keluarga yang penuh kesantunan, etika, tata krama, sikap sederhana, akan tumbuh menjadi anak-anak tangguh, disenangi, dan disegani banyak orang. Katanya demikian dan memang yang saya temukan selama ini begitu, sih. Persis.

Dalam nasihat whatsapp itu, beberapa bentuk kesantunan yang standar yaitu pamit saat hendak pergi, permisi saat masuk ke rumah orang lain (siapa pun itu, saudara maupun teman), kembalikan pinjaman uang sekecil apa pun itu, berani minta maaf saat ada kesalahan, tahu terima kasih jika dibantu sekecil apa pun.

Saya tambahkan dua lagi; ringan saja bila harus bersabar menahan keinginan dan pandai mensyukuri apa yang diterima. Standar moral yang demikian sederhana, tapi nyatanya mampu membangun kepribadian seseorang menjadi berkelas.

3 tanggapan pada “Masuk ke Dunia Selebriti; Enggak Nyangka Hidupku Jadi Begini | Cerita Kuli Tinta #2

  • Hihihi klo aku jadi kamu juga bakal merasakan hal yg sama. Pengen pergi, pengen udahan, pengen pulang. Tapi ya ga bisa begitu dong. Congrats yaaa kamu udh kerja di media besar. Luwes sudah keharusan dong. Semangat !

  • waw banget Mbak! Thanks sharingnya! 🙂
    tapi sebenarnya aku agak masih penasaran tentang hubungan antara kesantunan-kesantunan itu dengan kondisi mbak di atas.
    dan gimana persiapan cara menghadapi kondisi seperti itu ke depan?
    heehee

Terima kasih sudah membaca :D Apa pendapatmu?

error: Content is protected !!