Mekkah-Madinah, Asia Tenggara, dan lokasi antimainstream di Indonesia. Kira-kira tiga jenis tempat itulah yang akan masuk ke dalam rencana perjalanan saya tahun 2019. Khususnya setelah membaca Negeri Kabut karya Seno Gumira Ajidarma (SGA), keinginan itu makin ribut minta segera dipenuhi.
Saya menebak-nebak. Jangan-jangan, Negeri Kabut terinspirasi dari Desa Pinggan, di pegunungan Kintamani, Bali. Sebab mirip sekali deskripsinya. Apakah benar Desa Pinggan termasuk lokasi antimainstream? Rasa-rasanya tidak juga. Barangkali lebih tepat disebut menantang. Tempatnya cocok untuk saya yang surealis.
Ketika aku sampai di perbatasan Negeri Kabut, segera kulihat pemandangan itu. Dari balik kabut, tampak punggung-punggung bukit yang tersamar. Kelabu, hitam, kelabu,ย
[Hal.1 Cerpen Negeri Kabut]

adventuretravel.co.id
Sebetulnya lokasi ketiga yang saya tulis di bucket list adalah gunung. Namun, di Desa Pinggan sepertinya saya bisa dapat bonus lain yang belum tentu bisa saya peroleh jika mendaki gunung. Pertama, proses mendakinya hampir sama dengan mendaki gunung;ย sempit, berkelok-kelok, dan naik turun tajam. Kedua, pemandangan yang megah dan spektakuler, bukan hanya puncak gunung dan matahari terbit, tapi juga perpaduan semuanya.
Oleh karena perjalanan menuju Desa Pinggan ini lumayan menantang maka tak salah kalau saya pilih sebagai ganti mendaki gunung. Biasanya pun yang pergi ke desa ini kebanyakan pecinta alam, yang memang menyukai perjalanan menantang melintasi alam.
Menginap Di Alam Terbuka Pakai Tenda
Makin bulat niat saya ke Desa Pinggan karena selain jalurnya hampir mirip seperti naik turun gunung, setelah sampai pun saya tak harus repot cari penginapan. Sebagaimana para pendaki yang bermalam di tengah hutan di pegunungan, saya bisa mendirikan tenda di area yang tentu diizinkan untuk digunakan. Tidur sembari merasakan dinginnya angin pegunungan dari Gunung Batur dan Gunung Agung, membuat makanan sendiri, dan tentu foto-foto! ๐
Pas sekali saya sudah punya keril 60L, sleeping bag, dan sepaket peralatan gunung yang sudah berdebu, lekas-lekas minta digunakan. Oh ya, saya perlu beli sepatu lagi karena sepatu lama terlalu besar ukurannya dan terasa tidak nyaman di kaki.

rentalcampingbali.com
Menginap Di Hotel
Bagi yang tidak bisa menginap di luar (tenda), tentu bisa pesan hotel di Bali yang ada di mana-mana. Saya pikir, apa ada ya hotel di dekat-dekat Desa Pinggan. Eh, ternyata ada, sodara-sodara! Saking lumrahnya Bali jadi tempat wisata di hampir setiap sudut daerahnya, penginapan pasti jadi bisnis menggiurkan.
Cari hotel yang cukup dekat aksesnya ke Gunung Batur atau Desa Pinggan. Ada 9 hotel yang saya temukan di sekitar Batur, Kintamani. Sebab saya benar-benar buta daerah sana, maka saya masukkan saja kata kunci “Batur Kintamani” di kolom pencarian hotel.
Lalu akan muncul 9 hotel terdaftar. Harganya variatif. Sebagai gembel traveler, saya harus berbahagia karena mudah sekali menemukan harga hotel sesuai kantong. Saya bisa klik pilihan menu bintang hotel, fitur hotel, dan kisaran tarif. Tentu bagi saya, bintang satu sudah cukup asalkan bersih dan dekat lokasi tujuan.
Saya coba cari lewat laptop. Sama mudahnya ternyata dengan mencari lewat ponsel. Pilihan menunya juga tak menyulitkan saya untuk mendapatkan hotel yang diinginkan dengan cepat. Maklum, orang pemalas seperti saya ini suka yang cepat-cepat, praktis, dan tentu ekonomis. ๐
Akhirnya saya dapat hotel yang harga per malam Rp. 200.414 untuk dua orang. Sewaktu saya akses lewat ponsel, harga kamarnya dimulai dari Rp. 196.281. Hampir sama; sama-sama murah meriah.
Ada Camping Ground Terkenal di Desa Pinggan
Jika bawa kendaraan, meski jalan menuju Desa Pinggan sungguh menantang, tetap bisa dilewati, kok. Arahkan saja kendaraan menuju kawasan wisata Kintamani. Ada banyak rute yang bisa dipilih; Rute Payangan, Rute Tegallalang, Rute Tampak Siring, atau Rute Bangli. Apa pun rute yang dipilih, pastikan bisa mencapai kawasan Penelokan yang merupakan pusat pariwisata di kawasan ini.
Dari Penelokan, lanjutkan perjalanan ke arah utara menuju Singaraja. Setelah melewati Ibu Kota Kecamatan Kintamani, ada persimpangan. Di persimpangan itu ada sebuah pura bernama Pura Penulisan. Belok kanan. Setelah melintasi Desa Sukawana yang terkenal sebagai desanya ras anjing Kintamani Bali, akan ada persimpangan lagi yang ditandai oleh Tugu Anjing Kintamani. Belok kanan lalu ikuti terus jalan sampai menemukan lapangan cukup luas di bibir tebing. Itulah Camping Ground Desa Pinggan.
Jangan Lupa Latihan Fisik Sebelum Berangkat
Mengingat kondisi medan ke Gunung Batur dan Desa Pinggan ini lumayan menguras tenaga, maka saya harus olah raga pagi. Yaaa seharusnya tanpa perlu ada agenda ke sana, olah raga wajib dibiasakan setiap hari :/ #dasarpemalas. Saya pikir, latihannya bisa disamakan dengan latihan sebelum mendaki sebagaimana pada umumnya.
Kalau hendak menikmati matahari terbit, mesti naik ke Gunung Batur. Sebab dari sinilah Desa Pinggan akan kelihatan. Biasanya saya latihan selama sebulan sebelum mendaki. Percayalah, latihan fisik ini amat sangat membantu. Jadi tak mudah ngos-ngosan dan sebentar-sebentar berhenti.

gunung-indonesia.com
Bagi saya, jalan-jalan model begini adalah yang paling seru. Mengunjungi latar tempat dalam buku-buku yang saya baca. Destinasi berikutnya setelah Desa Pinggan adalah pedesaan dalam cerita-cerita Ahmad Tohari. Betulan ada atau tidak ya?
Jadi pingin kesana juga…aku ikut yaa
Ah, serasa baca novel saya, Mbak. Semoga suatu saat bisa ke sana juga.
Btw, masa kecil saya sudah mendaki anak-anak gunung di Cirebon kota kelahiran saya. Baca ini rasanya pingin naik gunung lagi. Iya, belum sempat terwujud taklukan Ciremai waktu itu ๐
Asyik banget mbaak masa kecilnya. Pengen bisa kayak gitu tapi dulu aku tinggal di Ibukota sih heu ๐
Wow…keren banget pemandangannya yaa
Jadi pengen ke sana juga. Etapi…kuat ga ya, naiknya? Hihi.. *lirik dengkul nan berumur..
Dibonceng motor khusus treking kali ya haha. Atau anaknya aja mbak ajakin hehe
Beberapa kali ke Bali belum pernah wisata gunung, seru juga yaaaa…moga2 dpt rejeki bisa kesana ๐
Pernah sekali ndaki gunung, masih gunung biasa, itu ndadak ikut. Pas turun dan sampe rumah, rasanya nggak karu2an. Karena nggak ada persiapan sama sekali
Subahanallah, pemandangan Negeri Kabut sangat indah sekali. Jadi ingin pergi berwisata ke alam lagi. Terakhir pergi ke Gunung Ceremai dua tahun yang lalu.
Sekarang masih kuat untuk naik gunung gak ya? hihihi
Jadi mupeng deh, suka banget liat pemandangan alam seperti itu, dan belum pernah sama sekali nginap di alam terbuka.
Btw pegipegi jadi salah satu aplikasi favorit deh buat saya.
Sering banget intip-intip promo rate hotel di pegipegi.
Lumayan banget bisa dapat hotel dengan harga terbaik ๐
Aku padamu, mba
Gadis eh perempuan petualang juga ya?
Wah kalau ke Balikpapan aku ajak trekking ke Bukit Dinding di Kutai
Aku sudah menuliskan pengalaman saat menjajal (((menjajal))) ke sana
Monggo mampir buat pemanasan sebelum ke Desa Pinggan
Search saja pakai “Bukit Dinding” ya
Hahaha, modus PV banget yak, hahaha
~annarosannadotcom~
Duh ngebayangin bawa kril 60L lumayan juga ya mbak, aku punya gak sampai segitu aja udah keberatan banget. Tapi kalau lihat penadangannya wak jadi tergantikan ya rasa lelah yang sudah dilalui nantinya.
Perlu nih kapan-kapan kemping di alam terbuka sama keluarga.
aku jadi kepingin balik ke Bali dan mengunjungi Kintamani…
someday, insyaAllah…. aamiin…
oh my..It’s drop dead beautiful indeed! Saya sukaaa banget foto lembah cantik yang diselimuti kabut dengan ray of lights yang mempesona. I want to visit this very spot!
Hah, negeri kabut. Kesukaan aku nih! Baru tau aku ternyata ada di Bali ya. Mesti ke sini nih. Tfs, Mbaa ๐
Kalo melihat pemandangan gunung yang cakep gini, pengen mengulang kisah jaman masih muda. Duky waktu masih muda ke gunung karena kangen dengan udaranya yang bersih dan bonus pemandangan cakep. Tapi aku udah angkat tangan deh kalo ke puncak, pasti ngos-ngosan, hahahhaa
Sekarang mending ke lerengnya aja, jalan datar atau mendaki bukit aja
Udah setahunan saya gak trekking. Udah lama juga saya gak olahraga. Sekarang naik tangga di pasar aja ngos-ngosan. Kayaknya memang harus olahraga lagi. Biar bisa naik gunung lagi
Masya Allah indah banget ya pemamdangannya. Btw Jadi pengen nyobain trekking lagi deh terakhir itu waktu SMA 14 th lalu dan itu cuma ke Baduy sih hehe.
Cantik banget viewnya ya mbak. Aku pernah ngerasain kabit di pagi hari gini pas main ke hutan pinus Mangunan Jogja.
Seru juga nih mba.. ke Bali Camping ground gini.. aman ngga ya kalo bawa anak-anak hehe.. btw dapet menginapan di bali dengan harga 200 ribuan amazing banget lho.. keceh nih pegipegi
Jadi kangen camping lagi. Ole juga ya klo ke Bali bisa juga coba sensasi camping, ga melulu ke pantai. Hehe
Aduuh kangen camping. Betul mbak, latihan fisik sebelum berkegiatan di alam itu penting banget, supaya kita bener2 bisa menikmati dan totalitas beraktivitasnya.
Ngomongin soal Bali jadi pengen mudik Mba hahahha … Ibuku asli Bali. Aku belum pernah camping mba di Bali. Tapi rumah embah ya di gunung, hutan2 sama aja hahahha kayak camping cuma ga bangun tenda.
Olahraga emang penting banget sebelum melakukan perjalanan jauh apalagi napak tilas.
Bali memang yaa..
MashaAllah~
Meskipun sudah berkunjung berkali-kali, tetap ada lagi hidden place yang membuat wisatawan berdecak kagum akan keindahan alamnya.
Jadi kangen kemping di tenda terbuka gtu mbak. Cuma kakau buat mendaki aku dah gak sanggup wkwkwk.
Bulan April nih banyak liburnya bisa tu ya otw ke Bali ah kangen Bali. Anak2 blm pernah ke sana moga tahun ini ada rezeki ke sana๐
Aduh, asyik banget jalan2nya. Batur Kintamani emang daerah yg sulit dilupakan pengalamanku kesana juga sangat berkesan. danaunya yg luas, air panas alaminya yg selalu aku ingat. trek naik gunungnya blm aku cobain. kapan2 kalau kesana lagi mau cobain ah…
Zaman masih single, aku dulupengen banget tuh nginep di alam terbuka seperti itu. Nah, pas kuliah, aku pengen ikut ormawa pecinta alam. Duh, tapi malas duluan karena syaratnya jadi anggota itu aneh-aneh. Akhirnya, nggak tidur di alamt erbuka nggak papa lah, asaln ggak dikerjain sama kakak tingkat.
Sekarang, setelah ada suami dan anak, tinggalgelar tikar depan rumah sambil ngitung bintang saja sudah hepi. Hihihi