Terancam Nomofobia Gara-gara Youtube dan Cara Atasinya

Intensitas saya nengok gawai sejak ada youtube jadi makin sadis. Apalagi sejak ada layanan unlimited. Wah, menggila sekali, sodara-sodara! Saya bisa menghabiskan hampir seharian hanya nonton youtube dan melalaikan tugas-tugas lain yang lebih wajib dikerjakan!!! Ini udah keterlaluan sih.

Nonton Youtube Sebelum Tidur

Saya golongan Gen Y yang selalu punya cara main sendiri terhadap segala sesuatu. Misalnya, saya aktifkan internet di gawai hanya saat malam hari. Pagi sampai sore full ngurus pekerjaan lain. Ketika saya nggak punya tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam waktu dekat, saya matikan internet bukan hanya pagi sampai sore, tapi sepekan penuh. Dan saya gunakan gawai hanya untuk buka KBBI, kamus inggris, dan dengar musik.

Ya Allaaaah… sekarang kok malah jadi kacau. Saya perhatikan, sejak saya di rumah sendiri hampir dua bulan tahun lalu, tiap malam sebelum tidur saya nonton youtube dong! Sambil tiduran lagi! T___T Minus dan silindris saya jelas nambah.

Sekarang jarak satu meter aja tulisan nggak jelas terbaca. Lihat angka di jam dinding ukuran gede yang dipasang di depan tempat tidur, itu sekarang nggak bisa lagi saya lihat. Padahal pas dua tahun lalu, saya masih bisa lihat angka di jam dinding besar itu dengan sangat jelas bahkan ketika malam hari lampu dimatikan. Ini bagian paling sedih :”(

Jam dinding itu yang nyadarin saya kalo nonton youtubenya udah keterlaluan. Dari youtube, merembet dikit-dikit buka media sosial lain. Udahlah, berantakan jadwal dan prinsip bermedsos saya yang dulu sangat militan itu. Ihik… ihik…

http://www.dreamstime.com/stock-photo-image93202000

Cara Ngakalin 1: Pakai Sistem Kloter

Saya coba kembali ke cara-cara lama yang pernah saya terapkan dan terbukti berhasil itu, dengan sedikit modifikasi baru. Saya bikin jadwal per-hari untuk akses internet di gawai. Lakukan dua kali sehari, 30 menit waktu pagi pukul 09.00 – 09.30 dan 30 menit waktu malam pukul 07.00 – 07.30

Kecuali Sabtu, malamnya saya standby pukul 19.30 sampai larut karena ada kelas menulis yang saya kelola. Saya nggak saklek juga harus banget akses internet di jam-jam segitu dalam jangka waktu sekian menit atau sekian jam.

Yang penting buat saya adalah pakai sistem kloter dan maksimal banget dua jam. CATATAN: itupun kalau ada posel (email) penting yang kudu dibales dan komunikasi panjang soal kerjaan/organisasi lewat Whatsapp yang nggak bisa sebentar. Oleh karena waktunya saya batasi cuma dua jam, maka harus efektif dimanfaatkan dan kudu cepat.

Kalau kita orang penting yang punya tanggung jawab ngurus organisasi, komunitas, kerjaan yang perlu diurus lewat Whatsapp, maka tinggal jamnya aja yang ditambah jadi satu jam atau dua jam setiap pagi dan malam.

Kalau ngerasa kebanyakan dan ribet, ya nggak perlu dibagi dua kloter. Cukup pagi aja/siang aja/sore aja/malam aja. Sekali buka gawai, gunakan waktu selama tiga jam, misalnya.

Cara Ngakalin 2: Susun Prioritas

Pokoknya jangan keseringan, bentar-bentar buka gawai, bentar-bentar cek notifikasi, bentar-bentar update status. Yang berlebihan, di mana-mana selalu nggak bagus. Pasti. Berlebihannya semacam… dalam sehari update status bisa puluhan kali karena dilakukan tiap 15 atau 30 menit sekali XD yakali…

Sebelum pegang gawai, bikin dulu skala prioritas, mau akses yang mana dulu. Jangan sampai akses IG yang justru harusnya ada di urutan bawah, misalnya, malah jadi yang pertama dibuka lalu kita keasyikan sampai habislah waktu satu jam cuma buat nontonin video Kirana dan Rumaysa (ampooooon fanbasenya Kiranaaa!!!). Justru pesan penting yang masuk ke posel malah dilupain.

Kalau saya sendiri, yang pertama kali saya akses adalah posel (email), pesan pribadi di Whatsapp, Whatsapp Group (WAG), grup blogger di facebook, dan LinkedIn. Lima media itu. Jadi begitu gawai di tangan dan paket data internet diaktifkan, IG, twitter, dan youtube adalah media paling akhir dan paling terlupakan untuk ditengok.

Nah, itu kalo kloter pagi begitu. Kalau kloter malam, baru deh urutannya berubah. Saya buka pesan pribadi (kalau ada) yang masuk lewat WA, WAG, Twitter, IG, dan Youtube. Lima jenis juga. Terlepas dari lima itu, kalau ada media lain yang diakses juga, nggak masalah. Yang penting lima prioritas utama itu harus dibuka lebih dulu.

Naaaah, masalah saya sekarang ini ada di poin terakhir itu. jadwal buka youtube yang sangat kebablasan sebelum tidur. PFFFFFTTT!

Komitmen

Setelah bikin jadwal, disiplin sama janji yang dibikin sendiri. Kalau berhasil, kasih hadiah ke diri sendiri, bahagiakan diri kita semampunya. Jadwal yang kita susun itu bisa disesuaikan dengan kesibukan masing-masing. Pokoknya dua cara itu yang sejauh ini berhasil dan ada banget efeknya di saya.

Selamat mencoba! 😀

#bloggerperempuan #BPN30dayChallenge2018

2 tanggapan pada “Terancam Nomofobia Gara-gara Youtube dan Cara Atasinya

  • Wah…baru tahu saya ada istilah nomofobia (kemana saja saya selama ini?). Saya juga akhir-akhir ini jadi semakin “kranjingan” mainan gawai. Kalau sedang bosen, apa2 langsung ke gawai—buka Yutub, IG, scroll2…e tahu2nya sudah malam Padahal dulu pegang gawai kalau bales SMS saja 🙂 Zaman sudah berubah ternyata. Btw, terima kasih atas tipsnya yang bermanfaat




    0
    • Keranjingan juga, Mas? Wah asyik ada temennya! #Lhaa

      Terima kasih kembali, Mas Rafi. Kadang heboh dan berbondong-bondongnya orang pakai media sosial jadi bikin kita sesekali rindu masa lalu yang adem ayem tanpa ada perang komentar warganet. Saya kangen banget masa-masa itu. Hidup rasanya lebih tentram. Semoga bisa segera kita siasati ya sebelum bener-bener kena nomofob (na’udzubillah)

Terima kasih sudah membaca :D Apa pendapatmu?

error: Content is protected !!