Saya akan keluar (lagi) dari pekerjaan kantor (yang sekarang) kira-kira akhir tahun ini. Saya pernah tulis, di blog lama kalau tidak salah, betapa saya senang bekerja di kantor yang sekarang ini. Betul, saya senang.
Selain isinya perempuan semua (kecuali satpam dan supir), lingkungannya islami sekali, orang-orangnya baik, sederhana, santun, dekat rumah, lengkap semua fasilitas kenyamanan yang saya cari. Boleh dibilang, tempat kerja yang terlalu sempurna.
Lalu kenapa saya keluar?
Sebab waktu saya tersita habis di kantor, yang mana ternyata tugas-tugasnya di luar ekspektasi, sehingga waktu untuk hobi saya habis. Sampai rumah tinggal tenaga sisa. Bogor juga makin parah macetnya! HAAARRRGGGH!!!!
Tantangan dan Watak Anak Milenial
Barangkali benar demikian, tulisan-tulisan yang ramai di media daring mengenai ciri-ciri gen Y atau gen milenial yang mudah bosan, selalu ingin bekerja pada hal-hal yang ia sukai, pada jenis pekerjaan yang ia cintai.
Bukan semata karena gaji. Bukan pula karena tempat kerja yang nyaman (lokasi atau perilaku orang-orangnya). Namun, lebih kepada kata hati, apa yang disukai, apa yang dicintai, maka itulah yang dikerjakan.
Saya mudah bosan dengan rutinitas, suka bepergian jauh dan menginap, suka jika dapat sesuatu yang belum pernah dicoba, suka mengonsep, suka menganalisa, suka berinisiatif, suka berkreasi, suka berinovasi. Dan, semua kesukaan saya ini tidak saya dapatkan di kantor saya yang sekarang.
Bila hitung-hitungan dengan usia, maka saya tidak boleh terlalu lama berada pada pekerjaan yang tidak membuat passion saya teraktualisasi penuh. Pulang kantor, saya sudah terlalu lelah. Jadwal membaca buku pun jadi berantakan.
Demi mengoptimalkan potensi, kesukaan, dan mumpung usia juga masih muda, maka saya harus tegas memutuskan untuk fokus pada apa yang sudah saya geluti sejak kecil: menulis!
Rencana Pasca Resign
Sewaktu mahasiswa dulu, saya diajari untuk merencanakan dengan matang apa saja yang akan dilakukan selama 5 tahun ke depan, bahkan kalau bisa, 10 tahun kemudian mau melakukan apa, itu sudah direncanakan betul-betul, berikut pertimbangan bagaimana cara mencapainya, berapa besar peluang dan ancamannya.
Saya pernah menulis tentang apa yang hendak diwujudkan dalam waktu dekat, rencana yang saya buat setelah Ramadhan 2017. Beberapa di antaranya adalah menjadi blogger profesional (dengan domain pribadi), traveling, punya perpustakaan pribadi sekaligus toko buku luring dengan gaya klasik serupa di shakespeare and co., dan mendirikan Rumah Literasi untuk anak usia 6-17 tahun.
Nah, beberapa hal besar itu ingin saya capai sebelum usia 40 tahun, bahkan kalau bisa dalam waktu dekat, lima tahun ini. Bisa kah? Jalan dulu saja lah. Hasil bukan urusan saya ๐
Wah semangaaaat ya mengejar passion ?
Pastiii! Makasih mbak mayaaa ๐
Saya setuju, saya juga mudah bosan dengan rutinitas. Bdw semngat mengejar passion nyaa ?
semangat juga mbak vera! ๐
selamat mengexplorasi job sesuai passion 100%…… salam kenal ya sekar..trims sudah follow blog saya
Sebetulnya saya sudah lama mengikuti blog pak yudhi. Sudah sering komenan juga di sana. Sejak tahun berapa ya, kalau tidak salah 2012 (?) saya lupa. Waktu itu blog saya masih gratisan di wp hehe. Entahlah, saya selalu ingat dengan siapa saya berteman meski cuma follow blognya ๐
ya…sekarang saya ingat kalau sudah berteman dgn sekar…udah hampir 2 bln ini saya nggak posting di blog…waktunya tersita ke WA….
Salam kenal. Terima kasih sudah mengajak saya berteman di blog. Salutttt. Resign untuk menekuni passion. Semoga berjalan sesuai rencana ya Sekar ?
Aamiin. Terima kasih kembali mbak unitaaa ๐ Salam kenal
masya Allah… ma’an najah. semoga suksesss… iya, kerja yg enak itu yg nurutin kata hati. hehe. aq pernah kerja do media, senenggg banget. tapi begitu kerjaannya sdh kehilangan arah (jobdesknya), aq gak betah. resign. selanjutnya ikut kata hati dan takdir heheee. nulis buku, editor, sampai jadi pengajar tahsin di lembaga dan kantor. terserah orang bilang apa. lah yg jalanin kita. yg happy kita. ๐
Selalu salut ama temen2 yang mengerti apa passionnya.
karena saya kudu melewati banyak hal untuk tau apa passion saya sebenarnya.
Itupun dipertemukan saat waktu udah kekuras untuk hal lainnya.
Tapi passion is passion, selalu ada cara untuk menjalani apa yang sudah membuat hati dan jiwa kita nyaman ๐